POLITEKNIK ANGKATAN DARAT
JURUSAN TELKOMMIL
NAMA : RYAN YUDHA KUNTARA
NO. SIS : 20190431-E
KELAS : TELKOMMIL
PERCOBAAN 5
RANGKAIAN SWIICHING MENGENDALIKAN MOTOR
1. TUJUAN : AGAR BAMASIS MAMPU MEMBUAT RANGKAIAN
2. ALAT DAN BAHAN: a.MOTOR DC
b.NPN TRANSISTOR
c.RESISTOR
d.SWITCH
e.BATT
f.LIVE WIRE
3.JELASKAN TENTANG :
a.Motor DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion).
Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti
namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus
searah atau DC (Direct Current)
untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan
pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber
listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute)
dan dapat dibuat berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum
jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor DC tersebut
dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai ukuran rpm dan
bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan kecepatan rotasi sekitar
3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga
24V. Apabile tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah
dari tegangan operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor
DC tersebut sedangkan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan
operasional akan membuat rotasi motor DC menjadi lebih cepat. Namun
ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut turun menjadi
dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan maka Motor DC
tersebut tidak dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika tegangan
yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar 30% dari
tegangan operasional yang ditentukan, maka motor DC tersebut akan
menjadi sangat panas dan akhirnya akan menjadi rusak.
Pada
saat Motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit arus listrik
atau daya yang digunakannya, namun pada saat diberikan beban, jumlah
arus yang digunakan akan meningkat hingga ratusan persen bahkan hingga
1000% atau lebih (tergantung jenis beban yang diberikan). Oleh karena
itu, produsen Motor DC biasanya akan mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall Current adalah arus pada saat poros motor berhenti karena mengalami beban maksimal.
Bentuk dan Simbol Motor DC
Prinsip Kerja Motor DC
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah
bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar.
Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting
yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada
prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk
bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan
yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub
selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke
utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub
selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub
utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan
pergerakan kumparan berhenti.Untuk
menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan
kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub
utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya
akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut
terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan
magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara
magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga
kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan
selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada
saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan
berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan
berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
b.TRANSISTOR NPN SATURASI DAN CUT OFF
Transistor
adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi
seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan
lain sebagainya. Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor
yang paling banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika.
Boleh dikatakan bahwa hampir semua perangkat elektronik menggunakan
Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam rangkaiannya.
Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud tersebut seperti Televisi,
Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio Player, Video Player, konsol
Game, Power Supply dan lain-lainnya.
Transistor
pertama kali ditemukan oleh tiga orang fisikawan yang berasal Amerika
Serikat pada akhir tahun 1947 adalah Transistor jenis Bipolar. Mereka
adalah John Bardeen, Walter Brattain, dan William Shockley.
Dengan penemuan tersebut, perangkat-perangkat elektronik yang pada saat
itu berukuran besar dapat dirancang dalam kemasan yang lebih kecil dan
portabel (dapat dibawa kemana-mana). Ketiga fisikawan tersebut
mendapatkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1956 atas penemuan Transistor
ini. Namun sebelum ketiga fisikawan Amerika Serikat tersebut menemukan
Transistor Bipolar, seorang fisikawan Jerman yang bernama Julius Edgar Lilienfeld sudah mempatenkan Transistor jenis Field Effect Transistor di Kanada pada tahun 1925 tetapi Julius Edgar Lilienfeld tidak
pernah mempublikasikan hasil penelitiannya baik dalam bentuk tulisan
maupun perangkat prototype-nya. Pada tahun 1932, seorang inventor Jerman
yang bernama Oskar Heil juga mendaftarkan paten yang hampir sama di Eropa.
Seiring
dengan perkembangannya, Transistor pada saat ini telah dirancang telah
berbagai jenis desain dengan fitur aliran arus dan pengendali yang unik.
Ada jenis Transistor yang berada dalam kondisi OFF hingga terminal
Basis diberikan arus listrik untuk dapat berubah menjadi ON sedangkan
ada jenis lain yang berada dalam kondisi ON hingga harus diberikan arus
listrik pada terminal Basis untuk merubahnya menjadi kondisi OFF. Ada
juga Transistor yang membutuhkan arus kecil dan tegangan kecil untuk
mengaktifkannya namun ada yang hanya memerlukan tegangan untuk
mengoperasikannya. Ada lagi Transistor yang memerlukan tegangan positif
untuk memicu pengendalinya di terminal Basis sedangkan ada Transistor
yang memerlukan tegangan negatif sebagai pemicunya.
Jenis-jenis Transistor
Secara
umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu
Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor).
Perbedaan yang paling utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah
terletak pada bias Input (atau Output) yang digunakannya. Transistor
Bipolar memerlukan arus (current) untuk mengendalikan terminal lainnya
sedangkan Field Effect Transistor (FET) hanya menggunakan tegangan saja
(tidak memerlukan arus). Pada pengoperasiannya, Transistor Bipolar
memerlukan muatan pembawa (carrier) hole dan electron sedangkan FET
hanya memerlukan salah satunya.
C.CUT OFF
Daerah
cut off merupakan daerah kerja transistor dimana keadaan transistor
menyumbat pada hubungan kolektor – emitor. Daerah cut off sering
dinamakan sebagai daerah mati karena pada daerah kerja ini transistor
tidak dapat mengalirkan arus dari kolektor ke emitor. Pada daerah cut
off transistor dapat di analogikan sebagai saklar terbuka pada hubungan
kolektor – emitor.
Titik
cut-off transistor adalah titik dimana transistor tidak menghantarkan
arus dari kolektro ke emitor, atau titik dimana transistor dalam keadaan
menyumbat. Pada titik ini tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke
emitor. Titik Cutoff didefinisikan juga sebagai keadaan dimana IE = 0
dan IC = ICO, dan diketahui bahwa bias mundur VBE.sat = 0,1 V (0 V) akan
membuat transistor germanium (silikon) memasuki daerah cutoff. Titik
cut-off transistor ini dapat dianalogikan sebagai saklar dalam kondisi
terbuka (Off).
Titik Cut-Off Transistor Adalah Transistor Dalam Kondisi Off (Saklar Terbuka).
Titik
cut-off transistor terjadi pada saat transistor tidak mendapat bias
pada basis, sehingga transistor tidak konduk atau mengalirkan arus dari
kolektor ke emitor. Titik cut-off transistor ini memiliki VCE yang
maksimum yaitu mendekati VCC seperti ditunjunkan pada grafik titik
cut-off pada garis beban transistor berikut.
Grafik Titik Cut-Off Pada Garis Beban Transistor :
D. RANGKAIAN
E.
ANALISA PERCOBAAN
1. Pada
percobaan pertama. Potensiometer kita atur ke variasi 0% dengan switch ON, data
yang di dapat arus tidak mengalir pada Kolektor ke emulator sehingga tidak
terjadi induksi magnetic yang menyebabkan motor tidak bergerak, jumlah tegangan
yang ada pada voltmeter sebesar 5 Volt.
2. Pada
percobaan Kedua. Potensiometer kita atur ke Variasi 5% dengan switch ON, data
yang di dapat arus mengalir dari Kolektor ke Emulator sehingga terjadi Induksi
Magnetik yang menyebabkan motor bergerak, jumlah tegangan yang ada pada
voltmeter sebesar 5 Volt.
3. Pada
percobaan Ketiga. Potensiometer kita atur ke Variasi 10% dengan switch ON, data
yang di dapat arus mengalir dari Kolektor ke Emulator sehingga terjadi Induksi
Magnetik yang menyebabkan motor bergerak, jumlah tegangan yang ada pada
voltmeter sebesar 5 Volt.
4. Pada
percobaan Keempat. Potensiometer kita atur ke Variasi 15% dengan switch ON,
data yang di dapat arus mengalir dari Kolektor ke Emulator sehingga terjadi
Induksi Magnetik yang menyebabkan motor bergerak, jumlah tegangan yang ada pada
voltmeter sebesar 2,57 Volt.
5. Pada
percobaan Kelima, sampai percobaan Ke 16. Potensiometer kita atur ke Variasi 20%
- 95% dengan switch ON, data yang di dapat arus tidak mengalir dari Kolektor ke Emulator
sehingga tidak terjadi Induksi Magnetik yang menyebabkan motor tidak bergerak.
6. Pada
percobaan Terakhir. Potensiometer kita atur ke Variasi 100% dengan switch ON,
data yang di dapat arus mengalir dari Kolektor ke Emulator sehingga terjadi
Induksi Magnetik yang menyebabkan motor bergerak, jumlah tegangan yang ada pada
voltmeter sebesar 1,14 Volt.
7. Apabila
switch 1 dihubungkan dan switch 2 terputus, maka arah putaran Motor akan
berputar ke kanan atau searah jarum jam. Sedangkan apabila switch 2 dihubungkan
dan switch 1 terputus maka arah putaran Motor akan berputar ke kiri.
F.
KESIMPULAN
:
Kesimpulan dari Percobaan diatas adalah
kontrol putaran Motor DC dibangun dari rangkaian yang terdiri dari 2 transistor
NPN. Kontrol motor DC ini menggunakan prinsip kerja transistor sebagai saklar
dimana rangkaian motor DC berputar searah jarum jam atau berlawanan dan pada
rangkaian ini mempunyai 2 switch yang berfungsi sebagai pengatur putaran Motor DC.
Dan pergerakan Motor DC tergantung dari variasi pontesiometer yang di
tambahkan, pada potensio 20% - 95% tidak terjadi induksi magnetic sehingga
motor DC tidak bergerak.
Komentar
Posting Komentar